Usahaku

Aneka Percetakan

product

Harga Mulai: Rp 1.500

Detail | Mau Order

Aneka Konveksi

product

Harga Mulai: Rp 19.500

Detail | Mau Order

Aneka Mainan Edukatif

product

Harga Mulai: Rp 12.000

Detail | Mau Order

Aneka Percetakan

product

Harga Mulai: Rp 1.500

Detail | Mau Order

Aneka Konveksi

product

Harga Mulai: Rp 19.500

Detail | Mau Order

Aneka Mainan Edukatif

product

Harga Mulai: Rp 12.000

Detail | Mau Order

Aneka Percetakan

product

Harga Mulai: Rp 1.500

Detail | Mau Order

Aneka Konveksi

product

Harga Mulai: Rp 19.500

Detail | Mau Order

Aneka Mainan Edukatif

product

Harga Mulai: Rp 12.000

Detail | Mau Order

Kisah Bai Fang Li, Orang Miskin yang Kaya (Memberi dalam Kekurangan)

"If a poor donate from his poorness, then he must be an angel, a heaven occupant sent into the world, to teach us for always be grateful and share with others."

Bai Fang Li, hampir selama 20 tahun dia menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk memperoleh uang untuk menambah donasinya.
Makan siangnya adalah 2 buah kue kismis dan air tawar. Kemewahan untuknya adalah menaruh saus ke dalam air. Makan malamnya hanya berupa sepotong daging atau sebutir telur. Apa yang dia kenakan adalah apa yang dia punya. beberapa potong helai pakaian adalah sebuah kemewahan baginya.

Dia mengayuh selama 365 hari dalam setahun, dalam keadaan panas menyengat atau waktu salju turun. Dia mulai bekerja pada pukul 6 pagi dan berhenti pada pukul 7 malam.

"Tidak apa-apa saya menderita", katanya. "Tetapi biarlah anak-anak miskin itu dapat bersekolah".

Saat berusia 90 tahun, dia menyumbangkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar Rp 650.000) yang disimpannya dengan rapi dalam suatu kotak dan menyerahkannya ke sekolah Yao Hua. Dia berkata "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin terakhir yang dapat saya sumbangkan...."

Semua guru di sekolah itu pun menangis...

Bai Fang Li, wafat pada usia 93 tahun, meninggal dalam kemiskinan.
Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan sejumlah uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1.300, setara Rp 455.000.000) yang dia berikan kepada perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih dari 300 anak anak miskin dan yatim piatu.

Murid Yao Hua “A special Love for a special you.”


Kisah Komplit Hidup Bai Fang Li

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya, dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam. Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.


Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.


Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia bersyukur untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ke tempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah makanan yang sangat berharga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.

“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….” jawab anak itu.
“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Ming, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah dalam usia 74 tahun Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya. Pakaian yang dia kenakan adalah yang diambilnya dari tempat sampah. Beberapa helai pakaian adalah suatu kemewahan. Seluruhnya sisa uangnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Sebuah Record: Menyumbangkan uang hasil keringat dan kerja keras dari mengemudi becak.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.

Frustrasi: Kegigihan, ada begitu banyak siswa menunggu bantuan. (Photo: fupin.org.cn)
Putrinya, Bai Jin Feng, menceritakan :”Ia menderita sepanjang hidupnya. Hemat terhadap makanan dan minuman. Menjahit dan menambal terus menerus pakaian yang ia kenakan. Ketika kamu membuang pakaian usangnya dan membelikannya yang baru, ia tidak akan mengenakannya bahkan ia juga marah-marah. Ia tetap mengenakan pakaian usangnya”

Bai Fang Li di tengah badai salju.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri. Ia tidak pernah mengharapkan penghargaan. Uang yang ia danakan ditujukan kepada para siswa yatim piatu yang memerlukannya. Ia tidak pernah meminta nama-nama siswa yang menerima bantuannya. Ia hanya pernah sekali berfoto bersama dengan beberapa siswa tersebut.

Saat ditanya harapan yang ia miliki terhadap para siswa yatim piatu itu, ia menjawab dengan rendah hati, "Saya hanya ingin mereka rajin belajar, mampu bekerja, menjadi orang yang berguna dan berbakti kepada negara."

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu.

Keprihatinan dan kepedulian dalam mendukung pendidikan agar terus berjalan.
Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan……” katanya dengan sendu.

Semua guru di sekolah itu menangis……..

Kalimat semacam itu baru pertama kali didengar oleh putri Bai Fang Li yang bernama Bai Jin Feng. Ayahnya tidak pernah menyerah sebelumnya..

Bai Fang Li wafat pada tanggal 23 September 2005 dalam usia 93 tahun. Ia meninggal dalam kemiskinan. Ia telah dinyatakan dokter menderita kanker paru-paru sejak Mei 2005. Ia tidak menyisakan uang maupun harta benda lainnya untuk dirinya sendiri. Ia hanya memiliki kerelaan dan cinta kasih.

Saat dalam perwatan dokter sebelum meninggal dunia.
Sekalipun begitu, dalam kurun waktu hampir 15 tahun (1986 – 2000) dia telah menyumbangkan uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, kira-kira setara 455 juta rupiah) melalui Organisasi Bantuan Pendidikan yang ia dirikan. Ia berdana kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Sangat banyak orang yang datang mengantarkan jenasahnya menuju ke peristirahatan terakhirnya.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan “Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa“.

“Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa“.
Eternity: Love will continue promoted by the model.
“you have led a hard life, and we should return the service to you since you are so old.”


*http://english.dizigui.com.my/content/virtuous-mr-bai-fang-li

Berhenti jadi sebuah Gelas

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya
belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di
dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk
tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang
murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.
Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan
gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana
yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata
Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air
asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih
meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis
keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat
tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."
Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa
bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa
asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah
di hadapan guru, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil
mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir
danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan
membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin
dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya
kepadanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan
punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber
air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.
Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang
tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan
meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,
membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah
dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.
Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus
kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai
untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang
dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun
demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang
bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'kalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Dahsyatnya Tarikan Wanita

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alikum Warahmatullahi wabarakatuh... Sahabatku Semua.. Ini saya nukilkan sebuah hadits, yang semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk lebih baik kedepannya. Amin

_______________________________________

Wasiat Rasulullah kepada Ali RA:

Wahai Ali,
Bagi orang mukmin ada 3 tanda-tandanya:
Tidak terpaut hatinya pada harta benda dunia
Tidak terpesona dengan bujuk rayu wanita
Benci terhadap perbualan dan perkataan sia-sia

Wahai Ali,
Bagi orang alim itu ada 3 tanda-tandanya:
Jujur dalam berkata-kata,
Menjauhi segala yang haram,
Merendahkan diri.

Wahai Ali,
Bagi orang yang takwa itu ada 3 tanda-tandanya:
Takut berlaku dusta dan keji,
Menjauhi kejahatan,
Memohon yang halal karena takut jatuh dalam keharaman.

Seorang wanita, pada hari akhirat akan menarik empat golongan lelaki bersamanya ke dalam neraka.

Pertama: AYAHNYA
Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar sholat, mengaji & sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat…..
Dia hanya memberi kemewahan dunia saja
maka dia akan ditarik oleh anaknya.

Kedua: SUAMINYA
Apabila sang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas,
menghias diri bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram…,
apabila suami mendiam diri……
walaupun dia seorang alim yang sholatnya tidak ditangguhkan, puasa tidak tinggal maka dia akan ditarik oleh isterinya.

Ketiga: ABANG-ABANGNYA
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga martabat wanita jatuh ke pundak abang-abangnya…..
jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya saja sedangkan adik perempuannya dibiarkan melenceng dari ajaran ISLAM….
tunggulah tarikan adiknya di akhirat

Keempat: ANAK LELAKINYA
Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yang haram dari Islam, maka anak itu akan disoal dan dipertangungjawabkan di akhirat kelak…….
nantikan tarikan ibunya

Maka kita lihat betapa hebatnya tarikan wanita bukan saja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat….
maka kaum lelaki yang bergelar ayah/suami/abang atau anak harus memainkan peranan mereka yang sebenarnya.

”Ya Allah jadikanlah kami para muslim dan muslimah... hamba-hamba-MU yg shaleh dan shalehah, yg bisa menjadi sebab diri dan saudara-saudara kami menuju jannah dalam keredho'an-MU. Amiin

Salam Hebat dan Hangat,

dariku Mastino

6 Cara Membuat Impian Menjadi Nyata

6 Cara Membuat Impian Menjadi Nyata

Ketika masih kecil, mungkin Anda mempunyai harapan berharga yang ingin Anda capai kelak besar nanti. Berikut ini adalah beberapa cara untuk membangkitkan kembali hasrat impian Anda yang dulu mungkin pernah hilang dan mengusahakan impian Anda menjadi kenyataan.

1. Perhatian Ekstra untuk diri sendiri

Langkah penting untuk menggali impian Anda yang telah hilang adalah dengan memperhatikan diri Anda sebaik-baiknya. Jika mengalami suatu hal buruk, kemudian hanya meratapinya, sama saja menenggelamkan semangat dan gairah hidup Anda. Cobalah untuk menyenangkan diri Anda, mungkin dengan melakukan aktivitas luar yang menurut Anda menyenangkan, sehingga hasrat untuk meraih impian Anda kembali bangkit.

2. Daftar Hasrat Impian

Anda dapat memulai membuat daftar mengenai hal-hal apa saja yang dapat membuat Anda senang, tertarik atau merasa tertantang. Bacalah daftar impian Anda sesering mungkin, sehingga Anda akan selalu teringat dengan impian Anda. Impian yang selalu teringat di kepala, akan membangkitkan semangat Anda untuk meraihnya.

3. Bermimpilah

Tidak perlu takut untuk bermimpi sekalipun Anda sudah menjadi orang dewasa. Mulailah untuk bermimpi kembali sebebas mungkin. Lalu tulislah apa yang menjadi mimpi Anda dan cari gagasan dari sekitar Anda yang Anda sukai, semua itu untuk membangkitkan hasrat meraih impian Anda.

4. Tampilkan Kejeniusan

Manusia telah diberkahi akal pikiran dan bakat oleh Tuhan. Jadi Anda jangan melewatkannya dan Anda bisa memanfaatkannya. Bahkan kalau perlu, Anda bisa menggunakan kelemahan Anda sebagai kelebihan sehingga sisi jenius Anda akan tertampil dengan sendirinya. Jika Anda memiliki bakat unik, Anda juga bisa mengembangkannya agar Anda tampak memiliki banyak kelebihan.

5. Percayalah

Percayalah pada kemampuan Anda ! Yakinlah bahwa Anda bisa melakukan sesuatu. Jika Anda mempercayai kemampuan Anda, Anda akan mempunyai semangat dan seperti bangkit dari keterpurukan. Mulailah menyakini, bahwa Anda bisa mencapai impian Anda.

6. Nikmatilah Kesuksesan

Menikmati kesuksesan adalah hal yang menyenangkan. Dengan rasa suka cita, Anda dapat mempertahankan motivasi Anda untuk tetap semangat meraih impian Anda. Ingatlah, kesuksesan kecil adalah awal dari kesuksesan besar yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya.

Sumber: Internet by copypaste

Siapakah Yang Paling Beruntung?

Siapakah yang paling beruntung?

Satu pertanyaan yang diajukan oleh teman yang sedang dirundung kerugian atas usahanya. Rugi karena usahanya musnah diterjang bencana alam.

Hmmmm... gumamku dalam hati memikirkan pertanyaan itu. Siapakah yang paling beruntung? Saya, Anda, Kita atau siapa lagi?

Yang pasti yang saya ketahui orang yang paling beruntung adalah orang yang paling bisa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dalam kondisi apapun dan orang yang dapat bersabar atas musibah yang dideritanya.

Mari kita sejenak berpikir, dengan kita mengucapkan syukur alias terimakasih kepada ALLAH SWT maka hati kita akan lebih tenang. Tidak diburu nafsu keduniaan karena merasa cukup dengan pemberianNYA.

Terus, bersabar atas musibah yang diderita merupakan bentuk ketabahan jiwa dan kebeningan hati. Orang yang memiliki keduanya berarti mampu menempatkan suatu hal sesuai porsi dan tempatnya. Jika demikian, maka ketika mendapat musibah orang ini adalah orang paling beruntung karena bisa menempatkan suatu masalah sesuai porsi dan tidak membebani diri.

Semoga kita bisa menjadi orang yang beruntung. Amin.

Cara Mudah Memulai Usaha

Saat itu, sepulang dari merantau di negeri jiran saya dilanda kebingungan setelah beberapa hari istirahat di rumah. Kerja. Kerja apa dan dimana? Itulah yang saya pikirkan saat itu.

Saya akhirnya memutuskan MEMBUAT SURAT LAMARAN KERJA. Saya amati betul-betul surat kabar lokal Yogyakarta. Ketemu juga akhirnya, lima lowongan yang saya pikir bisa masuk salah satu darinya.

"Maaf saat ini anda belum berhasil bekerja di perusahaan ini." Hmm...
"Maaf kriteria anda tidak masuk untuk lowongan tersebut. Terimakasih dan semoga berhasil di tempat lain."

Duh.. semua tempat yang saya lamar, semua menolak. Puzzzzzzzzzzzzziiing...

Ada apa dengan saya? Kenapa saya gagal melamar kerja? Apa kemampun saya tidak diakui mereka?

........

Begitulah kisah yang saya alami ketika gagal melamar kerja.
"Mungkin Allah SWT memiliki rencana yang lebih baik dari semua ini," saya berusaha berpikir positif.

Alhamdulillah, saya keliling jalan kaki di Malioboro Yogakarta dan saya menemukan ide baru.

Kenapa saya harus melamar kerja? kenapa harus menjadi karyawan lagi? Menjadi karyawan menjadikan kreatifitas tidak berkembang.

Akhirnya, saya memutuskan dengan nekat tapi penuh pertimbangan. Saya harus menjadi pengusha. Apapun itu, saya harus menjadi pemilik usaha bukan lagi menjadi karyawan.

Akhirnya dengan modal uang seratus ribu saya mulai pertarungan baru dalam hidup saya.
Pertempuran yang tidak pernah ada dalam benak saya. Saya melihat banyak orang memiliki handphone. Saya pikir, pasti ada pendukung hape yang bisa dijual.

Setelah menanyakan pada teman saya kemudian membeli beberapa kartu perdana dan kasing hape. Saya pulang ke rumah dan saya tawarkan dagangan saya tersebut dari rumah ke rumah di kampung saya.

Awalnya, gimana menawarkannya? Tapi langsung aja saya bilang, siapa mau beli perdana murah meriah.... dst

Dan banyak ternyata yang membeli dan memesan tipe tertentu. Luar biasa ternyata menjadi pengusaha.... mau?

....

Semoga dari cerita saya di atas bisa diambil pelajarannya. Bahwa untuk memulai usaha itu sangatlah mudah dan tidak harus dengan cara yang rumit serta modal yang banyak.

Cukup dengan keberanian memulai usaha kita akan mudah memulai dan memiliki usaha.

Alhamdulillahirrobil'alamin dan selamat sukses untuk kita.